“Aku hanya mau didampingi orang yang selalu hadir dalam mimpiku, dia orang yang pandai tidur”, kata Putri Anissa kepada Raja dan Permaisuri. Maka diadakanlah sayembara pandai tidur untuk mencari siapa pemenang yang pantas mendampingi putri. Sekejap kemudian, peserta
pun datang dengan membawa kasur masing-masing. Raja melakukan berbagai cara untuk mengganggu mereka dan menguji siapa yang paling pandai tidur. Mulai dari nyamuk, jam weker, sampai bom! Ternyata dari 4 orang yang ikut sayembara, hanya satu anak, Rio, yang tetap tidur walaupun ada bom! Apa yang dilakukan Rio sampai nggak bangun-bangun? Ternyata dia sudah mempersiapkan segalanya. Kalau yang lain tidur hanya dengan kasur, Rio membawa bantal, selimut, bahkan headphone raksasa supaya tidurnya nggak terganggu. Cerdik juga yah...
Cerita diatas merupakan salah satu cerita yang dibawakan murid kelas besar dalam pementasan akhir art I art periode ke-2 yang berlangsung selama 3 bulan. Cerita diadaptasikan dari cerita daerah Bengkulu yang berjudul Sayembara Pandai Tidur. Namun yang membuat pementasan ini lain dari yang lain adalah alur cerita, setting dan dekorasinya dibuat sesuai dengan keadaan anak-anak jaman sekarang.
Ada juga salah satu pementasan dari murid kelas kecil yang membawakan cerita rakyat dari Riau. Judulnya Kisah si Putri Kuning. Karena sudah diadaptasikan, setting pun disulap menjadi Kerajaan Lolipop dengan dekor yang warna-warni.
Kerajaan Lolipop diperintah oleh seorang Raja King Candy yang baik hati. Raja mempunyai putri-putri yang cantik. Mereka adalah Loli Biru, Loli Hijau, Loli Pink, dan Loli Kuning. Dibandingkan dengan Loli-loli yang lain, Loli Kuninglah yang paling rajin dan baik hati. Kakak-kakanya selalu asyik bermain sendiri dan selalu memerintah pelayan kerajaan. Loli Kuning senang sekali menyapu dan membantu pelayan-pelayan di istana, tapi dia selalu dicemooh oleh kakak-kakaknya.
Ketika Raja hendak pergi ke negeri seberang, Raja menitipkan Bunga Loli kesayangannya untuk dirawat. Tapi bukannya dirawat, Loli Biru, Hijau, dan Pink malah mencabuti semua permen-permen yang ada di badan Bunga Loli sampai Bunga Loli menjadi layu. Cuma Loli Kuning yang melarang mereka tapi dia didorong oleh kakak-kakaknya sampai terjatuh dan akhirnya pingsan. Apa yang terjadi kemudian? Ketika pulang, Raja marah dan menghukum kakak-kakak Loli Kuning karena sudah jahat kepada Loli Kuning dan bunga kesayangannya. Namun akhirnya Loli Biru, Hijau, dan Pink meminta maaf kepada Loli Kuning dan Bunga Loli.
Pentas di atas dibawakan oleh anak-anak art I art yang berlatih seminggu sekali setiap hari Jumat pukul 16.30-18.30 WIB di Studio EKI di bilangan Manggarai Jakarta Selatan. Menjelang pementasan yang didakan pada tanggal 27 Agustus 2006 lalu, mereka berlatih intensif selama 3 hari berturut-turut. Namanya juga anak-anak, ada saja ”kejutan”nya. Sehari menjelang pementasan, Audrey – si Loli Kuning ngambek, nggak mau pentas. Waduh...! Pengasuh art I art pun panik karena Audrey menjadi pemeran utamanya. Mereka pun sibuk membujuk si Loli Kuning. Eh....malah tambah nangis, benar-benar nggak mau latihan. Ternyata Audrey malu kalau ditonton oleh ayah dan ibunya. Setelah satu jam dibujuk akhirnya Audrey mau latihan lagi. Mau tahu kenapa nggak? Soalnya ada salah satu staff dokumentasi art I art, Kok Siong, yang bilang ”Kak Kok Siong yang jadi Loli Kuning ya, Audrey yang motret kalau Audrey nggak mau pentas”. Eh, setelah itu Audrey langsung mau latihan dan katanya mau pentas!
Penonton tidak hanya menikmati cerita dari kerajaan saja. Tapi
mereka juga dibawa ke Planet Telor Ceplok. Penghuninya adalah binatang-binatang yang berteman dengan akrab. Tapi suatu saat persahabatan mereka dirusak oleh kerak
usan si Kera yang dipanggil Ker-Ker oleh teman-temannya. Karena lapar, Ker-Ker berencana memakan Nyam-Nyam (Ayam) temannya sendiri. Ketika Nyam-Nyam lagi sendirian, Ker-Ker mencoba memakannya dengan mencabuti bulunya dulu. Nyam-Nyam lalu meminta tolong kepada Kur-Kur (Kura-Kura) dan Pit-Pit (Kepiting). Mereka lalu sepakat untuk mengerjai Ker-Ker. Ketika naik kapal, Nyam-Nyam melubangi kapal dengan paruhnya sehingga kapal tenggelam. Ker-Ker berteriak minta tolong karena tidak bisa berenang, sementara teman-temannya yang lain mulai meninggalkannya. Namun mereka diingatkan oleh Ha-Ha (si burung hantu) bahwa sebenarnya Ker-Ker juga teman mereka dan seharusnya dia ditolong. Akhirnya mereka menolong Ker-Ker dan Ker-Ker pun berjanji tidak akan jahat lagi.
Itulah cerita
Kera dan Ayam yang diadaptasikan dari cerita daerah Sulawesi Tenggara.
Satu jam lebih sudah berlalu, namun penonton masih asyik menikmati pertunjukan yang disuguhkan oleh anak-anak berumur 4-12 tahun itu. Masih ada satu lagi cerita dari kelas besar. Kali ini mereka mengambil cerita rakyat dari daerah Nusa Tenggara Timur yang berjudul Skolong.
Skolong adalah seorang pemuda tampan yang sudah dijodohkan dengan anak yang berada dalam kandungan perut bibinya. Ternyata yang lahir bukanlah perempuan cantik seperti perkiraannya, namun sebuah ubi jelek berbulu yang bisa ngomong dan berjalan seperti manusia. Skolong sangat kesal karena Cue (Ubi Berbulu) ini selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Walaupun Cue sudah diejek-ejek dan terus dimarahi, namun dia tetap baik hati kepada Skolong dengan mencarikannya makanan dan selalu membantu ibu Skolong bekerja. Suatu hari, Skolong melihat serombongan penari yang melintasi kampungnya. Dia jatuh cinta kepada seorang penari cantik berambut panjang. Ternyata si penari cantik ini merupakan jelmaan dari Cue. Akhirnya Skolong tahu mengenai hal ini dan dia membakar kulit Cue. Cue pun tidak bisa kembali menjadi wujudnya semula. Skolong merasa bersalah karena selama ini sudah jahat kepada Cue dan dia meminta maaf kepadanya.
Pertunjukan ditutup dengan taburan warna-warni confetti. Semua pengisi acara dengan semangat maju ke panggung dan memberi hormat kepada penonton. Setelah itu semua pun sibuk berfoto bersama.
Sampai ketemu lagi di pementasan art I art berikutnya! (ju2)
baca juga berita Studio art I art buka program baru